Senin, 18 Oktober 2010

Cerpen_ jangan katakan selamat tinggal!


JANGAN KATAKAN
SELAMAT TNGGAL…!!!
Esok pagi aku harus bangun gak seperti biasanya. Lho kok, bingung ya?? Ya beginilah resiko jadi pengurus OSIS disekolah. Berangkat pagi buta, pulang sore. Memang awal bulan Juli yang melelahkan. Persipan MOS (masa orientasi siswa) baru yang tepat akan dilaksanakan besok membuatku lelah dan cukup menguras tenaga. Tapi tak apalah, toh itu sudah menjadi tanggungjawabku.
Oh iya, kenalkan. Namaku Faisal Aditiya, bagus ya?? Biar gampang sebut saja aku Isal. Aku anak tunggal lho!! Aku kelas dua SMA. Disekolah aku mengikuti kegiatan OSIS dan PMR. Hmmmm… sebelum aku tidur, akan kuceritakan sedikit tentang hobbyku, sejak kecil aku tumbuh sebagai seorang yang biasa saja, tak ada keistimewaan pada wajah ataupun sikapku, disekolah jarang mendapatkan prestasi yang “Waah” .. Tetapi pada saat aku masuk SMP prestasiku mulai naik. Peringkat lima sudah aku mulai dapatkan. Kemudain kelas tiga SMP aku mendapat peringkat ketiga, jelas saja aku terkejut. Tapi tak apalah, itukan sudah menjadi ciri khasku yang sekarang “pintar En ganteng”. Hehe.. Pokoknya harus diacungi jempol tuh.. iya gak??
Sejak SMP aku suka bikin karaya tulis seperti cerpen, artikel, puisi, novel dan apa aja deh yang penting halal (kayak makanan aja..!!) dari kecil aku sudah bercita-cita ingin menjadi dokter, mulanya sebelum aku masuk SMA ayah sudah merencanakanku untuk masuk sekolah kejuruan dalam bidang kedokteran, tapi apalah daya saat itu kondisi ayah lagi diambang-ambang turun. Gak jadi deh aku masuk sekolah SMK, Tapi gak apa-apalah yang penting masuk sekolah aja, itu sudah cukup buatku. Aduuuh..!! sudah pukul Sembilan lewatnih, aku harus tidur, gak kebayang kalo besok aku terlambat, bias malu..
Pagi…!!! Setengah lima aku sudah bangun plus mandi, kini siap-siap untuk sarapan. Ibu sengaja membuatkanku Mie instan, sementara Ayah masih tidur. Setelah makan aku segera berangkat sekitar pukul lima lewat, tak lupa aku pamit “ Bu, Isal pergi dulu..!! ” Ibu tidak menyahuti, sepertinya ia lagi sibuk cuci piring didapur, ya sudahlah….




Tiba disekolah sekitar pukul setengah enam, disana Rahma kulihat sedang sarapan, akupun segera menghampirinya
“ waduuuh.. makan roti nih, lahap bener..!! “
“ Iya, mau..? “ tawar Rahma. “ gak ah, udah kenyang..”  jawabku
Rahma adalah sahabatku sejak kecil, orangya baik hati tapi jutek, yang jelas bukan jutek sama aku, tapi sama orang lain. Pokoknya dia is the best deh..
Pukul enam kurang lima belas menit, anak-anak peserta MOS sudah banyak berdatangan. Kmi selaku pengurus OSISpun segera berbagi tugas, acara pagi ini adalah senam pagi, untungnya aku bukan seksi olahraga, jadi gak ikutan sibuk tuh..!! Setelah usai Kami selaku pengurus OSIS membagi kelompok masing-masing peserta MOS sebagai kakak pembingbing. Aku kebagian kelompok tujuh, kebetulan tujuh adalah angka kesukaanku. Jelas aku senang, Nova dan Surya kini menjadi rekan kerjaku, kami bertiga ditugaskan untuk membingbing kelompok tujuh, asik tuh…!!
Diruangan yang cukup besar, peserta MOS berkumpul rapi sesuai kelompok mereka masing-masing, begitupun dengan kakak pembingbing yang sibuk mengatur anak didik kelompoknya masing-masing, akupun demikian, sibuk mendata peserta MOS kelompok tujuh.
“ Siapa namanya dek? “ tanyaku ramah
“Novi Sartika kak, kakak siapa? “ dia berbalik Tanya, sebenarnya aku kesal, tapi gak apa-apalah
“ nama kakak Faisal” jawabku pura-pura ramah. Dia tersenyum melihatku, akupun membalasnya.
“ kamu sipa dek? “ tanyaku lagi pada yang lain
“ Bunga Zahra kak..” jawabnya sembari senyum. Tak lupa aku membalasnya
“ kamu..? “
“ Rere Puspia..” Aku terdiam sejenak, kupandangi wajah yang mengaku dirinya Rere, “ Cantik” pujiku dalam hati. Ya, dia emang cantik dan manis. Eitsss..!! jangan dulu curiga, jangan kira aku suka padanya, gak lho…!!
“ Woy jangan melamun Sal..!!” seru surya mengagetkanku
“ siapa yang melamun Ya..??” aku berbalik tanya
“ Aaaaah kamu, pura-pura, bilang aja suka  sama dia!!” jelas surya sembari menujuk Rere.
“ apaan sih kamu..!”
 Ya tentu saja aku malu, aku segera pergi meninggalkan si cecunguk itu, lalu menghampiri Nova yang juga sibuk mendata peserta MOS.
Waktu berjalan terasa begitu cepat, tk terasa hari ini adalah hari terakhir MOS. Rasanya sedih sekali bila harus berakhir, tapi ya sudahlah, kan gak beneran berakhir, masih bias bertemu disekolah, walaupun hanya dengan senyuman aja ketika bertemu adik kelas.
Sebelum berpisah sudah menjadi tradisi untuk memiliha sipa saja kakak yang tecantik, terbaik, terganteng de el el pokoknya. Yang bikin aku terkejut, kenapa aku bias masuk kategori kakak terganteng, kalo gak salah sepuluh kelompok memilihku sebagai kakak terganteng. Cieeeee… emang aku ganteng kok…!! ( narsis..!!) ^-^ Acara dilanjukan dengan musofahah (salam-salaman).
Setelah selesai, baru kami selaku pengurus OSIS mengadakan rapat penutupan, rasanya aku ingin cepat-cepat pulang, aku  benar-benar ingin membanting badanku pada kasur yang empuk, sepuluh menit baru aku bias keluar dari sekolah, tepatnya neraka (kejam..!!). Aku berjalan sendiri menuju gebang sekolah, saat itu Surya memanggilku, aku segera berbalik arah, tapi naas Surya melempariku dengan telur, kemudian disusul pengurus OSIS yang lain menimpukkan tepung terigu tepat dikepalaku. Belum lagi ketua OSIS yang sejak tadi kulihat membawa ember yang tak lain akan ditumpahkan kepadaku. Aku tidak ingat hari ini adalah hari ulang tahunku. Makasih ya semuanya, karena kalian udah ingat hari ultahku, tapi aku mohon lain kali jangan timpuk aku dengan telur, sakit bau lagi….!!
Keesokan harinya……
“ Uuuuuuh bau!!!” sahut rahma ketika  melewatiku, ia berjalan menuju madding sekolah, disana banyaj sekali para murid yang hendak  melihat  pembagian kelas. Akupun menghampiri orang-orang yang rebut itu.
“ masuk kelas berapa kamu..??” Tanya Reva saat itu, gadi yang sering disebut Miss over ini emang sok akrab banget orangnya, tapi aku suka kok friendly orangnya.
“ Gak tau, belum liat “ jawabku singkat
“ Aku dapat kelas 2.1 nih..”
“ Oh ya..!! jangan sampai deh aku sekelas lagi denganmu Rev, kayaknya kelas akan gempar dengan tingkahmu yang Over itu..!! “ Jawabku sekenanya, dia langsung manyun, kira-kira lima senti, segera aku menenangkan keadaan
“ hehe.. becanda kok Rev, kitakan sehati..”
“ Ok aku maafin, tapi kalo misalnya kamu masuk kelas 2.1 kamu harus mencalonkan diri kamu sebagai ketua kelas lagi, ok..! “
“ Ok.. kita liat aja nanti…! “
Dia berlalu begitu saja, mudah-mudahan aku gak sekelas dengannya, emang sih dia pintar dan cantik, tapi sikapnya yang over yang membuatku kurang suka. Syukurlah, aku masuk kelas 2.3, artinya gak sekelas dengan Reva. Tapa sayangnya Sukma juara umum sekolah masuk kelas 2.3 juga, Nepi yang juara olimpiadepun masuk kelas 2.3 juga. Aduuuh saingan bertambah nih…!! Yang memboringkan lagi, aku terpilih sebagai ketua kelas (ini sesuai permintaan teman-teman lho) Aku sengaja tidak mencalonkan diri sebagai ketua kelas, tapi nasi sudah menjadi bubur, mau bagaimana lagi…??
Sepulang sekolah ini aku berencana untuk pergi ke warnet, sudah lama aku gak buka FB, setelah tiba diwarnet segera aku membuka alamat situs facebook. Woow banyak sekali yang meminta pertemanan padaku, kulihat daftar nama yamg mengaddku, aku terpengarah meliha nama Rere Puspita, jangan-jangan!!! Emang dia lagi, adik kelas yang cantik itu telah menaddku. Entah kenapa aku merasa bahagia, tapi yang membuatku kesal adik kelas yang lainpun mengaddku, soal itu sih gak apa-apa tapi mereka mengirim pesan yang membuatku bad mood abis.
“ Kak Isal, salam kenal!! Aku Novi, kak minta nomor HP kakak dong..!”
Terus ada lagi, “ Kak aku Chika, kak aku suka sama kakak..! kiya jadian yuk?”
Dan pokoknya banyak lagi deh, jelas saja aku tidak akan membalas pesan-pesan dari mereka, bukannya sombong, tapi kenapa bias jadi gini?? Aku gak mau kalo digemari banyak cewek, apalagi adik kelas, ngeri liat nya…!!  Tapi yang membuaku heran kenapa ya Rere tida mengirimku pesan, apa dia gak memggemariku seperti yang lain?? Lalu aku inisiatif untuk mengirim dia pesan.
Pukul tiga sore, waktu santai dirumah, segera aku membuka FB lewat HP, kulihat ada tiga kotak masuk dan salah satunya dari sicantik, Rere.
Katanya: “ kan udah kenal kak waktu MOS kemarin, Hehe “
Aku segera membalasnya, dan langsung meminta nomor HP-nya (hik gak tau malu ya…!!)
Tak lama kemudian ia membalasnya sekaligus memberikan nomor HP-nya, aku senang sekali, segera aku SMS dia
“ Hai Re, ni kak Isal, jangan lupa save ya..!! “
“ iya kak, Rere save kok..!! “
Kamipun mulai akrab satu sama lain, gak tau kenapa aku ingin kenal lebih dekat dengannya, Eitssss,…. Tapi bukan berarti aku suka dia ( rasanya udah dua kali aku berkata demikian…)
Seminggi sudah berlalu
Dua minggu sudah berlalu
Rasanya waktu begitu cepat, besok tanggal 17 agustus yang tak lain hari kemerdekaan RI, biasanya pihak sekolah dan murid mengikuti upacara bersama dilapang besar, begitupun dengan sekolah lain. Sebagai anggota PMR disekolah, aku harus  ekstra siaga nih, karena jaga-jaga siapa tau besok panjang orang pingsan.
Pukul setengah delapan lewat, segera aku meraih HP di atas meja,  aku bermaksud untuk SMS Rere, entah kenapa aku rindu sicantik itu.
“ Re, mau gak kalo kita kakak-adikkan, Rere jadi adi kak isal, kakak janji deh akan jaga Rere”
Begitulah isi pesanku padaya, mulanya aku ragu-ragu sama Rere demikian, tapi itu harus kulakukan, karena gak tau kenapa aku bias saying sama Rere, aku sudah menganggap dia sebagai adikku sendiri, mungkin karena aku gak punya adik kali ya…?? Ya mungkin aja….
Untungnya Rere pun mau, aku jadi senang dengernya tepat pda tanggal 16 agustus kami jadian, tepatnya jadian kakak-adikkan. Hehe…


Bersambung……


Lanjutan cerpen “Jangan katakan Selamat tinggal”
…………..Tepat pada tanggal 16 Agustus kamipun jadian, tepatnya jadian kakak-adikkan.hehe
Esok harinya,
Sekitar pukul setengah sebelas, upacara berjalan dengan lancer, yah..meskipun banyak orang pingsan. Aku segera pulan karena memang aku sudah letih dan capek.
Satu bulan berlalu…..
Dua bulan berlalu…..
Setiapkali aku bertemu Rere, dia selalu tersenyum padaku, itu yang membuat hatiku tenang, entah kenapa,akupun tak mengerti, bukan berarti lho aku suka dia.. (sudah tiga kali ya aku berkata demikian). Tapi yang membuatku heran kali ini beda, saat aku bertemu dengannya dia malah memalingkan wajahnya, mungkin dia lagi ada masalah kali…!!
Dua kali, tiga kali, empat kali… kenapa Rere masih bersikap demikian?? Apa aku punya salah?? Jelas saja aku bingung dan heran. “ada apa ya..??” tanyaku dalam hati.
Dikelas aku merenung sendirian, apa yang terjadi dengan Rere? Apa aku punya salah sama dia? Aku terus bertanya-tanya pada hatiku…
“Isal.. gi apa??”
“ Isal…?? Wooy..!!!” Seru Rahma mengagetkanku
“Eh, kamu Ma, ada apa?? Tumben ke kelasku..??”
“ Bosen kalo dikelas, apalagi ada si Reva miss over itu..!” Jawab si gadis berkacamata itu.
“Oh..!!”
“Ada apa sih, melamun terus??” Tanya Rahma heran
“kamu kenal Rere kan?” aku malah berbalik Tanya, yak arena memang itu yang mau dibicarakan.
“ Iya, adek mu itu kan?”
“ya… tau gak? Dia jadi beda sekarang, padahal aku gak ngerasa punya salah sama dia!!”

“ beda gimana Sal..?”
“ ya beda, setiapkali aku bertemu dia, dia suka tersenyum, tapi akhir-akhir ini dia selalu memalingkan wajahnya saat bertemu aku” jelasku panjang lebar
“ Ya mungkin dia ada masalah..” tebak Rahma
“ terus sekarang, aku harus gimana?”
“ temui dia, apa susahnya”
Memang benar, seharusnya aku temui dia “ Ya, entar deh aku coba..!”
Sepulang sekolah aku bermaksud untuk menemui Rere sekaligus mengajaknya pulang bareng, tapi aku ragu-ragu, saat itu Rere sedang jalan bersama teman-temannya, ya sudahlah, lain kali aja….
“ Kak Isal…!!” sahut seseorang dari belakang. Aku segera berbalik arah menuju letak suara yang memanggilku. Aku terkejut
“ Aduuuuuh ada apa lagi ini??” protesku dalam hati
“ Iya ada apa??” tanyaku pura-pura ramah
“ Kak sudah lama aku ingin katakan ini, aku suka kakak” jelas gadis itu, tentu saja aku terkejut. Adi kelas itu, namanya juga aku tidak tahu, bagaimana mau dijawab?? Aku segera mengalihkan pembicaraan.
“ aduh kepala kakak pusing..!! Kakak pulang dulu ya, lain kali aja..!” Aku segera berlari meninggalkan dia yang tak tau siapa namanya.
Rasanya emang benar-benar kepalaku pusing. Dirumah sepi, moment ini pas banget buat tenangkan diri. Aku segera tiduran dikursi, tak lama dari itu HP-ki brbunyi, aku segera mengangkatnya.
“ Halo… Iya… Siapa….. Novi, ada apa??”
“ kakak mau gak jadi pacar Novi..??” Aku terkejut. Segera aku tutup telepon darinya, tak berapa lama dari itu nomor baru yang lain memanggilku, aku segera mengangkatnya
“ kak bagaimana jawabannya?? Ini Puspa, yang tadi disekolah..!!”
“ Mmmmm.. eh.. iya, besok aja ya disekolah!” jawabku gugup, aku menghela napas sebentar, kemudian kututup telepon dari Puspa. Jadi yang tadi nembak aku disekolah, namanya Puspa..emang sih dia cantik, tapi saying, aku gak suka..!!
Benar-benar BT hari ini, aku segera meninaktifkan HP-ku, rasanya ingin kubanting HP ini, tai gak mungkinlah. Sayang…..
Keesokan harinya….
Sekitar pukul setengah sepuluh, waktunya istirahat. Aku segera menemui kedua cewek yang membuatku kesal kemarin, terlebih dahulu aku menemui Puspa, saat tiba dikelas adik kelas terlihat senyum melihatku, tak lupa aku membalas mereka dengan senyuman mautku, haha bukannya GR, tapi emang fakta..
“ aku aka menolaknya “ jelas saja, pastinya dengan cara halus, untunganya Puspa bisa mengerti. Setelah itu segera aku keluar menemui novi, rasanya hatiku tenang sekarang, Novipun bisa mengerti. Bebas deh semua masalahku, kini tinggal Rere, yang membuatku tak mengerti akn sikapnya akhir-akhir ini…..
Aku melamun di tangga sekolah tempat biasa aku ngobrol bareng dengan rahma, tapi kali ini Rahma tidak masuk sekolah, terpaksa deh aku sendirian.
“ Melamun aja Sal?” sahut seseorang mengagetkanku.
“ Reva, ada apa??” tanyaku heran.
“ Gak, aku heran aja, dari tadi kamu melamun terus”
“ gak kok, siapa yang melamun?”
“ jangan boong, ada masalah, cerita aja sama aku?”
Kuberanikan diri untuk menceritakan semua tentang Rere padanya, entah kenapa aku merasa jadi lebih dekat dengan Reva
“ Kayaknya, Rere Suka sama kamu Sal..?” jelas Reva setelah aku menceritakan semuannya
“Lho.. kok kamu bias menarik kesimpulan seperti itu Va, aku gak suka”
“ ya pokoknya rere suka sama kamu..”
Aku tidak menyahuti perkataannya itu, rasanya gak mungkin kalo Rere suka sam aku. Aku segera pergi meninggalkannya menuju toilet.
Disana aku melihat Rere sendirian, segera aku memanggilnya
“ Rere..!!” ia hanya diam, segera aku menghampirinya
“ Re kak isal mau ngomong, kenapa Rere jadi beda seperti ini, apa Rere punya masalah?” Tanyaku padanya, tapi Rere masih saja diam, perlahan ia meneteskan air matanya “ Jawab Re..?” pintaku lagi
“ Re.. kok kamu diam, ada apa?” tanyaku sekali lagi, kini Rere angkat bicara
“ Kaka gak tau perasaan Rere, kakak gak ngerti Rere..!!” jelas Rere sembari menangis
“ Perasaan apa Re.. tidak mengerti apa?” tanyaku heran, segera aku aku menghapur air matanya dengan tanganku
“ ayo, jelaskan pelan-pelan…!!’
“ Selama ini Rere suka sama kakak.. saying sama kakak, tapi kakak gak ngertiin Rere…!!!”
Penjelasan Rere membuatku terkejut. Mengapa begini??? Benar kata Reva tadi, Rere terus menangis dan menangis, segera aku menenangkannya.
“ Re, dengarkan baik-baik..!!! selama ini kakak sudah menganggap Rere sebagai adik kak Isal sendiri, jadi rere gak perlu takut kehilangan kakak. Kak isal aka selalu disamping Rere” jelasku pada Rere
“ Kak, Rere gak berharap kak Isal nerima cinta rere, yang penting Rere udah katakana semua tentang perasaan Rere sama kakak, gak lebih…!! Rere juga sadar, gak mungkin kakak bisa mencintai Rere!!!”
“ gak ada yang tidak mungkin semuannya mungkin saja Re, tapi rere bisakan melupakan perasaan itu..?”
“ Rere akan berusaha kak, kakak jangan marah ya..?”
“ kakak gak marah, kakak salut kok akan kejujuranmu itu..!”
“ Makasih kak..!!”
“ ya sudah, sekarang hapus air matamu, segera pergi ke kelas!!”
Rere segera menghapus air matanya. Akupun mengantarkannya, disana Novi melihat kami berdua, tapi tak apalah, toh aku gak ada hubungannya dengan dia. Kulihat Rere sudah duduk tenang dibangkunya, Aku segera kembali ke kelas.
“ Re, kamu sok dekat banget sih sama kak isal” Tanya seseorang , yang tak lain Novi. Rere hanya diam
“ jawab Re..! ada hubungan apa kamu sama kak Isal??” Tanya si gadis itu
“ kamu bias diam gak nov, aku pusing!!!” Seketika Novi diam, kemudian ia dia pergi meninggalkan Rere seraya berbisik “ dasar Centil…!!”
Rere hanya diam, dia terlihat pucat setelah kejadian tadi ditoilet.
Hari ini adalah hari senin, upacara bendera akan segera dilaksanakan, saat itu kelasku yang menjadi tugas peserta upacara, pembaca UUD 1945. Ya, aku ditugaskan untuk membaca teks UUD 1945, rasanya senag sekali, adalah sebuah kehormatan aku bias membacakannya saat upacara berlansung.
Upacara dimulai, setelah beberapa lama, tibalah giliranku, aku bersikap gagah bak seorang letnan entah jendral, atu apalah aku gak ngerti. Aku segera membacakan teks UUD dengan lantang didepan Pembina upacara, tetapi disaat pertengahan, perutku sakit, kujatuhkan naskah UUD ’45, entah kenapa rasanya sakit sekali, aku terjatuh tergeletak ditempat, orang-orang kulihat cemas, segera aku dibawa keruang UKS, aku terus meronta kesakitan, ada apa ini? Tak seperti biasanya.
Setelah beberapa menit, rasa sakit itu hilang begitu saja.. aku tak tau lagi dengan keadaanku sekarang, kepalaku pusing.. dan…
Di UKS aku melihat Rere sudah berada disampingku, aku masih terbaring merasa pusing.
“ kak, kakak gak kenapa-napa kan??” Tanya Rere panik setelah aku sadar. Aku hanya diam, segera aku beranjak dari tempat
“ kak jangan dulu bergerak!!” perintah Rere
“ kak Isal udah baikkan kok, ayo kita ke kelas!!”
“ ya sudah Rere antar kak..!” Rerepun mengantarkanku menuju kelas, kemudian setelah itu dia berlalu menuju kelasnya.


Bersambung……..


2 komentar: