Sabtu, 03 Maret 2012

Kado Ulang Tahun Untuk Ayah

Selamat Ulang Tahun, Ayah….!!!!

Bismillaahirrahmaanirrahim…
Catatan ini aku buat untuk Ayahanda yang tepat pada 03 Maret 2012 ini umurnya menginjak 42 tahun. Terima kasih untuk Dede Yulianti (yayang) dan Ressy Tresnawati (Echy) yang sudah memberikan inspirasi kepadaku, juga untuk Siti Rohmah (Chiero) yang sudah merelakan waktunya untuk membuat puisi, membuat aku sedih membacanya. It makes me cry….!! :’(. Special buat Ayahanda yang sekarang sudah menginjak umur 42 tahun, aku doakan semoga panjang umur, sehat kan selalu menyertaimu. Yang aku minta hanyalah “Tetaplah Tersenyum…!” dan maaf anakmu ini tak bisa memberikan apa-apa seperti engkau selalu memberikan apapun untukku. Mungkin hanya catatan ini yang bisa ku persembahkan untukmu. Ya, meskipun tak ada satupun yang dapat bisa menggantikan jasa-jasa mu.
AYAH
Ayah…Kini aku telah beranjak dewasa, usiaku sudah menginjak 17 tahun, namun, belum ada sesuatu yang bisa kuberikan untukmu. Meskipun kamu tak meminta, namun, maafkanlah aku…! Sungguh tak ada satupun yang bisa kuberikan untukmu, tapi mungkin sebuah doa yang tulus akan mengantarkan betapa sayangnya aku padamu, betapa aku sangat berterima kasih padamu.
Ayah…. aku tahu, betapa ada sejuta keinginan dihatimu untuk membahagiakan aku untuk menjadi seseorang yang baik, bahagia dan terpenuhi. Namun, sesuatu yang terindah yang kumiliki adalah kamu, sosok seorang Ayah yang berusaha untuk baik dimata anaknya, yang berusaha membahagiakan anaknya. Sungguh aku bahagia bisa memilikimu, karena disanalah aku belajar tentang kepribadianmu, sosok pemimpin yang patut ku contoh.
Ayah… Sebenarnya aku tak mau tumbuh besar, rasanya aku masih ingin berada dalam pangkuanmu, melihatmu tersenyum dan kuat. Namun itu sungguh tak mungkin. Hari demi hari usiaku pun bertambah, sosok wajahmu yang kuat itu pun menjadi keriput, dan rambutmu mulai memutih, kau mulai lelah… Sungguh aku tak mau itu terjadi. Namun,kepribadianmu membuatku yakin, betapa aku harus tumbuh dewasa, menjadi seseorang yang bermakna bagi orang lain, seperti kamu.
Ayah…. saat ini seorang teman memberikan sebuah pelajaran untukku, bahwa pentingnya kau untuk disayangi dan dihargai. Ia seorang teman yang baik, sekarang Ayahnya hanya bisa diam, karena berbagai penyakit telah menyelimutinya. Aku pun selalu membayangkan, Ayah bagaimana jika kau sakit, Sakit parah menyelimutimu??? Hingga kau tak bisa berbuat apa-apa….dan profesimu digantikan oleh seorang Ibu. Saat itu aku tahu, Hatimu sakit. Bukan sakit karena merasakan penyakitmu itu, namun sakit karena belum merasa membahagiakan anaknya, sakit karena keinginan besar untuk membahagiakan anaknya mungkin tak bisa terwujudkan karena kau sendiri pun harus berjuang melawan penyakitmu itu. Ayah.. aku hanya bisa berdoa, semoga tetap sehat…!!! Amin
Ayah… Seorang teman satu lagi memberikan sebuah pelajaran berharga untukku, Untuk lebih menghargai lagi sosok Ayah, Ia seumuran denganku dan teman yang begitu baik, Saat ini ia mempunyai penyakit yang tak bisa kusebutkan, betapa sedih kedua orang tuanya ketika anaknya terkena penyakit itu, terutama Ayahnya, Anaknya yang masih kecil, yang masih butuh perhatian, mendapatkan penyakit yang seberat itu, hatinya Menangiss……! Melihat putri kecilnya yang sakit, kalau bisa, ia ingin menukarnya.Namun apalah daya….. Saat itulah sosok sang Ayah sebagai pahlawan hadir, ia berusaha melarang temanku makan ini dan itu, tak hanya itu, ia mengatur jam tidur, mengantar berobat rutin, membuat jamu (obat tradisional), mengingatkan minum obat, dan sebagainya. Bahkan sang Ayah rela mengikuti gaya makanan anaknya, tak jarang pula Ayahnya selalu marah saat temanku melanggar peraturan yang sudah dibuatnya, Namun disana aku mengerti, ia ingin membuat anaknya sembuh kembali, sehat seutuhnya, Inilah Usaha seorang Ayah, dengan memarahinya pun itu karena ia merasa sayang.
Ayah… Mungkin inilah pelajaran yang berharga yang kudapat dari kedua temanku.
Untuk temanku Dede Yulianti (yayang), Semoga Ayahandamu disehatkan kembali, Namun saat ini kewajiban kita untuknya adalah selalu berbakti dan selalu mendoakan serta membuatnya tersenyum seperti saat ia memberikan senyumnya kepadamu. Ingatlah, kita masih beruntung, disana ada orang yang sudah tak mempunyai Ayah, kita patut bersyukur, berterima kasihlah kepada sang Khalik.
Untuk temanku Ressy (Echy), semoga penyakitmu sembuh, sehingga Ayahandamu ikut bahagia, tetaplah untuk mendengarkan nasihatnya, patuhilah segala peraturan yang telah ia buat, karena ini semua adalah untuk kebaikanmu juga, Berdoalah selalu Kepada-Nya, dan jangan lupa untuk besyukur.

Akhir untuk Catatan Ini
Sekali lagi, Ayah… Selamat Ulang Tahun….!!! Terima kasih atas semua pengorbanan yang telah kau berikan padaku, maafkan aku karena selama ini sering menyusahkanmu. Maka ku persembahkan puisi ini untukmu. Ya meskipun bukan karyaku, namun yakinlah aku selalu menyayangimu.
“AYAH”
Ayah…
Lagkah demi langkah telah kau telusuri
Masa demi masa telah kau lewati
Begitu hidup jadi pahlawan
Tetes demi tetes Keringatmu bercucuran
Lelah kau rasakan
Namun…..
Semangatmu bangkit kembali
Saat kau ingat aku menangis
Dari aku kecil, mungil
Kau bertarung melawan lelah
Menunggu tumbuhnya kerangka tubuh ini
Ayah….
Waktu terus berjalan
Tanpa mampu dihentikan
Tanpa ada yang dapat menggantikan
Atau berputar kembali
Kutatap sayunya wajahmu
Keriput dengan rambut mulai memutih
Kau mulai lelah
Ayah…
Saat kulihat tanggal
Dikalender dinding yang kusam
Bertuliskan
“Selamat Ulang Tahun, Ayah…!”
Ayah….
Usiamu kini beranjak
Tangan kosong
Tak ada yang dapat kusuguhkan
Kuraba kantong baju dan celana yang kusut
Tetap saja,
Tak ada yang dapat kuberikan
Ayah….
Usiaku pun terus beranjak
Namun….
Hingga sampai aku pada saat ini
Tak kunjung mampu aku sepertimu
Padahal,
Keringatmu mulai kering
Tenagamu kini mulai rapuh
Ayah….
Kuhanya mampu
Suguhkan setulus doa
Itu ku petik dari jejakmu
Saat dulu kulihat kau berdoa
Diatas Sajadah dengan cucuran air mata
Detik ini hanya doa
Yang mampu ku tiru darimu
Ayah….
Biarkan Doaku
Sebagai kado terindah
Biarkan Doaku
Sebagai Bingkisan terbesar
Dan Ayah,
Biarkan,
Cucuran air mataku
Sebagai ikat pita
Dalam besarnya bingkisan doaku
Ayah…
Kali ini ku ucapkan
“Selamat Ulang Tahun”
Pahlawan kehidupanku

Puisi By. Chiero

Tidak ada komentar:

Posting Komentar